Rabu, 13 Oktober 2010

Pacaran Sehat Ala Remaja


Sumber : yahoo!
Selasa, 12 oktober 2010


Pacaran sehat :) gimana siiih?


Pacaran atau tidak, itu adalah sebuah pilihan. Enggak ada lagi aturan yang mengatakan, remaja enggak gaul, kalo enggak pacaran. Kalau enggak pengen pacaran ya, enggak usah pacaran. Orang pacaran harus jelas motivasinya dan harus positif. Kalo enggak, mending enggak usah aja. Jangan salah mengartikan gaul ya. Yang namanya gaul, justru mereka yang percaya diri, berprestasi, tahu apa yang dia mau, dan tahu bagaimana mengemukakan keberatan kalo dia emang enggak mau.

Nah, kalo kita mau pacaran, pastikan gaya pacaran kita masuk katagori pacaran sehat. Yang namanya pacaran sehat bukan berarti tiap kali ngapel sambil push-up, main basket, atau senam aerobic loh! Pacaran sehat itu berarti pacaran yang tidak "bikin penyakit" Maksudnya pacaran yang bertanggung jawab, jelas tujuannya, dan tidak merugikan satu sama lain.

Lebih detail lagi pacaran sehat bisa dijelaskan begini:

1. Sehat secara psikologis.
Tujuannya pacaran untuk saling mengenal satu sama lain. Buat remaja kayak kita-kita, pacaran biasanya identik dengan hepi-hepi. Bisa saling mengekspresikan rasa sayang, cinta, saling memberi dukungan, pokok nya ada temen yang asyik untuk diajak kemana-mana: Pacaran menjadi tidak sehat kalau mulai main paksa, cemburu berlebihan, terlalu posesif, berantem terus, pokoknya bukannya hepi-hepi yang dapat, tetapi malah bikin stress, ketakutan tertekan, selalu terpaksa, dan sebagainya. Belum lagi kalau bermasalah dengan orangtua (ortu).Misalnya ortu enggak setuju, entah kenapa ortu menganggap belum-belum waktunya, enggak dipercaya bisa membawa diri, atau hanya ortu enggak suka sama pacar kita dan akhirnya kita backstreet.

2. Sehat secar fisik.
Biasanya, ortu paling takut saat pacaran kita menjaga diri agar "tetep utuh". Karena ortu tahu dan masih inget, yang namanya remaja itu amat bergejolak, selalu pengen coba-coba, dan mudah terpengaruh. Banyak remaja perempuan hamil karena ingin coba-coba dan enggak bisa menolak bujukan pacar. Remaja cowok juga banyak yang terpengaruh pandangan kalau belum bisa menggaet cewek berarti dia cowok memble. Akhirnya gara-gara mereka berdua enggak punya "kekuatan" untuk menjadi diri sendiri, ya tergelincir, coba-coba melakukan seksual pertama yang mereka piker bakal indah dan tak terlupakan, saking nyesel-nya. Kehamilan hanya salah satu resiko. Belum lagi kalau terkena PMS ( penyakit menular seksual). Ingat, udah enggak zamannya lagi ngekiat kebersihan seseorang hanya dari penampilan diluar. Dari luar doi tampak keren abis, kulit bersih, anak orang kaya, dan lain-lain. Padahal belum tentu dia enggak punya penyakit menular seksual. Nah, pacaran yang sehat salah satunya adalah tidak menimbulkan kehamilan yang tidak diinginkan, penyakit, dan ganguan fisik lainnya (selaput dara robek, dan lain-lain).


3. Sehat secara sosial.
Kadang, kalo kita lihat orang pacaran di tempat umum, bisa bikin kita jengah sendiri! Anak SMU pacaran di halte bus kota, sambil ciuman enggak peduli banyak orang ngeliat. Bukannya sirik ya, tetapi perilaku kayak gitu enggak pantas deh! Orang-orang yang lebih dewasa, malah lebih seru lagi. Kadang saya pikir, jangan-jangan mereka emang sengaja pamer ya?

Jangan lupa, kita hidup di masyarakat yang memiliki norma dan adat istiadat yang berlaku umum di lingkungan kita. Sebagai anggota sebuah masyarakat (kecuali kamu tinggal di pulau terpencil kayak Tom Hanks di film Out Cast) kamu harus menghargai norma yang berlaku di situ. Jangan mentang-mentang kata orang dunia hanya milik kita berdua lalu orang di sekitarnya dicuekin. Pulang ngapel larut malem melebihi jam malam, juga suka bikin sebel masyarakat. Biasanya ortu keberatan dan jangan-jangan karena dianggap enggak sopan, kita malah dilarang pacaran sama mereka. Kalau gaya pacaran kita udah bikin masalah di lingkungan berarti pacaran kita udah enggak sehat.

Selain norma-norma social yang berlaku di masyarakat, kita juga mempunyai norma agama. Agama memberi batasan-batasan bagi kita dalam menjalin hubungan dengan-lawan jenis. Jadi teman-teman sehat secara sosial dalam pacaran juga musti dijamin. Ingat nama baik itu sulit didapat atau dipertahankan. Jangan gara-gara kita lagi hepi, kita kehilangan nama baik, enggak diterima di masyarakat. Kita sendiri.
Mudah2an kita bisa memberikan pengertian kepada anak/ponakan kita nantinya ya...


materi referensi:                 

ceria.bkkbn.go.id


Tidak ada komentar:

Posting Komentar